Berkenalan Lebih Dekat Dengan Keberagaman Indonesia

    


    Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dan 34 provinsi. Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak, wilayah nya sangat luas sehingga kekayaan alam berlimpah, dan kekayaan budaya dan bahasanya sangat beragam. Hal ini menandakan, bahwa Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan adat istiadat yang berbeda. Lantas, apakah perbedaan ini merupakan hal yang baik atau buruk? Tentu saja hal ini adalah hal baik, karena menjadikan negara kita unik dan beragam, namun membawa efek negatif juga bila kita tidak bisa bertoleransi dalam menghadapi perbedaan.

    Dengan banyak nya perbedaan di negara kita, tidak menghalangi Indonesia untuk tetap bersatu hingga di usia nya yang ke-75 tahun ini. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah Indonesia tidak mengalami masalah sedikitpun? Tentu saja Indonesia memiliki segudang masalah dari keberagaman ini, namun kita tetap bisa menghadapi nya karena kita menerapkan kehidupan multikulturalisme dan pluralisme.

Apa itu Multikulturalisme dan Pluralisme?

    Multikulturalisme berasal dari dua kata, multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya.  Multikulturalisme juga sering disebut sebagai  ideologi atau alat untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Konsep multikulturalisme ini menekankan pada keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan.

    Selanjutnya ada pluralisme, pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Pluralisme juga sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Adanya ide pluralisme ini didasarkan pada sebuah keinginan untuk menghindari sikap ekstrem dan radikal atas nama agama dan konflik horisontal.

Tantangan Kehidupan Multikulturalisme dan Pluralisme

   Jika dilihat dari pengertiannya, pluralisme dan multikulturalisme ini sangat berperan dalam proses memertahankan kesatuan NKRI. Sayangnya, dalam kehidupan nyata masih sering terjadi kasus yang disebabkan oleh perbedaan pandangan hidup. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran atau rasa toleransi terhadap perbedaan yang ada, mereka menganggap bahwa suku atau ras mereka saja yang benar dan yang lainnya salah sehingga mendorong mereka untuk melakukan kekerasan dan menindas orang lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda.

   Sejak Indonesia berdiri, tercatat ada banyak kasus kekerasan yang diakibatkan oleh perbedaan pendapat atau kesalahpahaman. Contohnya, konflik antar etnis pada tahun 1998 yang terjadi di Surakarta. Kejadian ini bermula karena orang-orang Tionghoa datang ke Surakarta untuk berdagang, namun hal ini menciptakan ketegangan antara pribumi dengan orang cina. Saat itu terjadi krisis moneter yang menyebabkan keuangan negara lumpuh dan menyebabkan konflik antar etnis pribumi dan tionghoa, konflik ini menyebabkan aset-aset tionghoa dicuri dan dibakar. Selain itu, terjadi juga pembunuhan dan pelecehan seksual yang menjadikan Indonesia sangat kacau pada saat itu

   Selain itu, ada Tragedi Sampit yang terjadi pada bulan Febuari 2001 hingga akhir tahun 2001. Tragedi ini adalah kerusuhan yang sangat mengerikan yang terjadi karena konflik suku Dayak dan suku Madura. Akibat dari konflik ini tercatat ada 500 orang yang meninggal dunia dan 100 orang diantaranya dipenggal kepalanya. serta 100.000 warga Madura  kehilangan tempat tinggal.

Mulailah Menerapkan Hidup Toleransi

   Dari kejadian yang telah saya sebutkan, hal ini terlihat sangat mengerikan. Bagaimana tidak? Indonesia yang sangat luas dan indah ini, sering diterpa konflik yang merusak alam dan mengancam keselamatan rakyat Indonesia yang disebabkan oleh rakyat kita sendiri.

   Memang banyak rakyat Indonesia yang paham akan keberagaman ini dan selalu mengedepankan pandangan pluralisme dan multikulturalisme, namun banyak juga yang sama sekali tidak paham. Hal ini terjadi karena pembelajarannya belum merata di Indonesia, di daerah terpencil masih kurang tenaga pendidik sehingga mereka yang tinggal disanapun masih bersifat kedaerahan dan mengagungkan suku mereka masing-masing sehingga masih banyak terjadi konflik dibandingkan daerah perkotaan.

   Oleh karena itu, kedepannya harus lebih digencarkan dalam memberikan pemahaman akan multikulturalisme dan pluralisme, jangan hanya dikota, namun ke seluruh penjuru Indonesia agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Supaya semua masyarakat menyadari hak yang dimiliki oleh tiap orang itu berbeda dan tidak boleh dilanggar sehingga bisa tercapai kehidupan yang aman dan tentram diantara keberagaman.

 

 

Sumber Referensi:

 

https://binus.ac.id/character-building/2020/05/tantangan-negara-multikultur-dan-solusinya/

https://setyawanandy.wordpress.com/2012/03/07/implementasi-konsep-multikulturalisme-dan-pluralisme-di-indonesia

 


Comments